Titik – Titik Terakhir
Cantik, bagai embun yang di sayat
Berhembus tanfa nafas kehidupan
Si mungil yang imut
Terluka, terkujur, penuh lumuran darah
Tiada henti ia menjerit dalam hati
Memohonkan ampun
Bagai tangan kasar yang menyentuhnya
Adakah penyesalan
Dalam lubuk yang membawanya, karena
Kehilangan benih terbaiknya
Merasa sakit yang diderita sekejap
Tak luputkah ia
Pada akhir yang menemui
Pada waktu – waktu
Dimana tetesan – tetesan bening
Kan terkucur
Mengingatkan kembali kelalaian
Di lampau hari
# FY